Jumat, 13 Mei 2016

Kondisi Kerja dan Psikologi Kerekayasaan (Ergonomi)



Dalam bidang Industri dan Organisasi khususnya dalam lingkungan kerja perusahaan masih banyak tingkat kondisi kerja yang tidak sesuai dengan harapan yang di miliki karyawan dalam sebuah perusahaan sehingga, menimbulkan permasalahan baru dan permasalahan tersebut memberikan dampak pada tujuan perusahaan. Bukan hanya permasalahan kondisi kerja namun permasalahan dalam keselamatan kerja dan keserasian antara manusia dengan pekerjannya serta kemampuan dan batasan itu juga sering di abaikan  sampai akhirnya memperburuk keadaan dalam perusahaan. Pengetahuan tentang kondisi kerja dan ergonomi sangat di perlukan dalam membentuk kondisi kerja yang baik.
Kita akan membahas mengenai proses interaksi antara manusia dengan lingkungan kerjanya, yaitu pengaruh timbal balik dari berbagai kondisi kerja dengan  tenaga kerjanya dan rancangan pekerjaan (meliputi peralatan kerja, prosedur kerja), rancangan ruang kerja (workplace design) yang disesuaikan dengan keterampilan dan keterbatasan manusia/tenaga kerja. Ancangan ini dikenal sebagai Psikologi Kerekayasaan (Engineering Psychology). Psikologi kerekayasaan (Engineering Psychology) adalah proses interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya  yang memberikan pengaruh timbal balik. Sering juga disebut Ergonomi, Ergonomi merupakan ilmu kajian yang membahas segala aspek pendukung dalam suatu pekerjaan. Menurut Chapanis (1976: 698) Psikologi kerekayasaan terutama memperhatikan penemuan dan penerapan informasi tentang perilaku manusia dalam kaitannya dengan mesin-mesin, peralatan, pekerjaan dan lingkungan kerja.

Istilah lain yang berdekatan artinya dengan psikologi kerekayasaan yaitu : 
  • Kerekayasaan faktor-faktor manusia (human factors engineering)
  • Kerekayasaan manusia (human engineering)
  • Biomekanika (biomechanics)
  • Ergonomika (ergonomics)
  • Psikoteknologi
  • Psikologi eksperimen terapan (Chapanis 1976)


Pendahulu Psikologi kerekayasaan :


a)      Manajemen Ilmiah
Menurut Frederick W. Taylor, yang menekankan efisensi dalam melakukan tugas pekerjaan, yang mebuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan berfungsinya anggota badan merupakan pendahulu dari psikologi kerekayasaan.
b)      Analisis Waktu dan Gerak
Menurut Gilbreth dengan therblig-nya (simbol-simbol dari berbagai macam gerak) yang diciptkandalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak (time and motion analysis). Melalui analisis waktu dan gerak Gliberth dan rekan-rekannya sampai pada penyederhanaan kerja dan pembakuan kerja (work simplification and work standardization).
c)      Kondisi kerja
Penelitaian lain yang merupakan pendahulu psikologi kerekayasaan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan tentang lingkungan kerja fisik.


Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas. Lingkungan fisik yang mencakup setiap hal dari fasilitas parkir, lokasi, rancangan gedung sampai pada penerangan, suara dan faktor faktro lain yang mempengaruhi ruang kerja pada tenaga kerja


Lingkungan kerja / Kondisi Fisik Kerja :

            a.         Iluminasi (penerangan)
·         Kadar (intensity) cahaya
·         Distribusi cahaya
·         Sinar yang menyilaukan


            b.         Warna, erat kaitannya dengan iluminasi ialah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Warna dapat digunakan sebagai :
·         Alat sandi atau coding sevice (Schultz, 1982)
·         Upaya menghindari ketegangan mata
·         Alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhunya ruangan kerja
            c.         Bising (Noise), Burrows dalam McCormisk (1970) berpendapat bahwa bunyi atau suara yang tidak diinginkan adalah bunyi yang tidak memilki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan. Tingkat-tingkat kerasnya suara atau bunyi tertentu dapat merupakam ancaman bagi pendengar.



            d.         Musik dalam bekerja , Sebagaimana halnya dengan warna, banyak yang berpendapat bahwan musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Musik tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk memerlukan konsentrasi yang tinggi pada pekerjaan, pengaruhnya dapat menjadi sangat negatif.

     

 

Kondisi Lama Waktu kerja :
a. Jam Kerja 
Hubungan antara jam kerja nominal (sebagaimana ditetapkan oleh peraturan) dan jam kerja aktual (sebagaimana dijalankan oleh tenaga kerja). Jika jam kerja nominal ditambah maka jam kerja aktual menjadi menurun. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jam kerja aktual meningkat jika jumlah nominal berkurang. Namun kajian-kajian lain menunjukkan bahwa pengurangan dari jumlah jam nominal tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah jam kerja aktualnya.

b. Kerja Paro-waktu Tetap
Menurut Schultz (1982) mempekerjakan paro waktu menarik bagi :
·         Orang-orang yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga
·         Orang-orang yang cacat jasmaniah, yang menghadapi masalah mobilitas yaitu masalah pergi dan pulang dari tempat kerja
·         Orang-orang yang sedang mengalami krisis usia tengah baya
·         Orang-orang yang memang tidak bersedia bekerja selama 40 jam/minggu kerja di kantor atau di pabrik
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para tenaga kerja muda yang menyukai gaya hidup lentur, yang dimungkinkan dengan bekerja paro waktu. Mereka senang dengan peluang untuk bekerja paro waktu karena, disamping mendapatkan tambahan penghasilan, dapat memenuhi kebutuhan mereka akan aktivitas yang bermakna.
c. Empat Hari Minggu Kerja
Dengan empat hari kerja per minggu perusahaan mengharapkan akan terjadi peningkatan pada produktivitas dan efisiensi pekerja dan pengurangan dari jumlah absensi tenaga kerja. Dari hasil-hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, secara keseluruhan, penerapan empat hari kerja per minggu pada kebanyakan kasus (perusahaan) merupakan suatu keberhasilan, namun bukan tanpa kritik. Ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya sedikit penurunan dari penenrapan empat hari kerja per minggu, digantikan dengan pengaturan waktu kerja yang lain, yaitu jam-jam kerja lentur.

d. Jam Kerja Lentur
 
Jam kerja lentur sesuai untuk pekerjaan seperti, penelitian dan,perkantoran, pabrikan (manufacturing) ringan dan berat. Ciri yang paling disukai dari sistem kerja lentur seperti ; memiliki rasa bebas, mudahnya untuk pergi dan pulang kerja, tidak mungkin datang terlambat, mempunyai waktu untuk kehidupan sosial, dapat meningkatkan jumlah atau mutu dari kerja. Penerapan jam kerja lentur berhasil dan memberikan beberapa keuntungan. Kemacetan lalu lintas pada jam-jam sibuk jauh lebih baik berkurang, pada kasus-kasus tertentu sudah tidak merupakan masalah lagi. Para tenaga kerja tiba di tempat kerja dengan perasaan yang lebih tenang dan dapat segera mulai  bekerja.


 Sistem Mesin-Manusia
            Sistem Mesin-Manusia adalah sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing komponen tidak berarti tanpa adanya komponen lain sebagai pelengkapnya. Ada dua macam sistem mesin-manusia, yaitu sistem mesin-manusia yang ber-ikal-terbuka dan ber-ikal-tertutup (Open-loop dan closed loop men-macine system). Sistem mesin-manusia berikal terbuka, adanya interaksi manusia dengan mesin sedangkan sitem mesin-manusa tertutup, tidak adanya interaksi langsung antara manusia dengan mesin. Sistem mesin manusia yang ber-ikal-tertutup lebih efisien dari pada sistem mesin-manusia ber-ikal-terbuka. Tugas dalam merancang sistem mesin manusia ialah guna menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikan keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan peragaan penglihatan, peragaan pendengaran atau peragaan perabaan. Tugas lain dalam merancang sistem mesin manusia ialah untuk merancang ruang kerja (work space).


Penyajian Informasi
Dalam merancang konstruksi mesin, yang pengaruhnya besar terhadap efisiensi kerja, adalah keputusan yang harus di ambil. Peraga apa yang akan digunakan (peraga penglihatan atau pendengaran) sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia serta bagaimana bentuk peraga tersebut. Penetapan dari saluran komunikasi antara mesin dan manusia tergantung pada :
a. Jenis informasi yang harus di alihkan
b. Dengan cara bagaimana informasi akan digunakan
c. Lokasi dari tenaga kerja
d. Lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi
e. Sifat dari alat indra itu sendiri (sifat pendengaran atau penglihatan)




Fungsi-fungsi Kendali
Dalam kebanyakan sistem mesin manusia, operator menerima informasi melalui beberapa alat indranya, mengolah informasi ini dengan berbagai macam cara, untuk kemudian mengambil suatu tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui suatu kendali, misalnya suatu tombol, kenop, engkol atau pengungkit. Hasil penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa dengan cara apa alat-alat kendali dirancang dapat mempunyai dampak yang penting terhadap kecepatan dan kecermatan tindakan tenaga kerja dalam mengopersikan mesin. Dengan kata lain jika alat kendali kurang tepat dapat saja tenaga kerja kurang cepat atau kurang cermat menggunakan alat kendali tersebut sehingga memberikan akibat yang merugikan. 


Contoh Peralatan yang menggunakan prinsip Ergonomi
Peralatan yang banyak menggunakan prinsip ergonomi adalah mouse atau tetikus. Seiring perkembangan waktu, bentuk mouse tidak hanya berbentuk konvensional saja tetapi semakin lama bentuknya semakin ergonomis sesuai dengan kebutuhan dari penggunanya. Secara umum, untuk bentuk mouse yang ergonomis terdiri dari dua macam yaitu bentuk Vertical Mouse dan Trackball Mouse. Kedua jenis ini memilki bentuknya yang agak unik tetapi didesain sebagik mungkin sehingga memudahkan penggunanya. Untuk jenis vertical mouse ini memilki keunggulan karena mampu menempatkan pergelangan tangan dengan posisi yang alami. Hal ini membuat pengguna lebih mudah dalam mengatur posisi tangannya pada peralatan tersebut.

Contoh Vertical Mouse:
                   

Jenis mouse lainnya yang juga menerapkan prinsip ergonomis adalah jenis TrackBall mouse. Jenis ini memilki bentuk yang ergonomis dan nyaman digunakan karena dilengkapi tempat istirahat yang lembut bagi pergelangan tangan. Selain itu, jenis ini lebih halus dan presisi dalam menggerakkan kursor sehingga membuat tingkat kesalahan dari pengguna lebih berkurang.

Contoh Trackball Mouse:
      

Prinsip ergonomi memiliki peranan penting untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan tugas tertentu. Dengan demikian tujuan ergonomi meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan serta mengurangi kelelahan maupun stress, meningkatkan kenyamanan, menurunkan beban kerja fisik dan mental agar karyawan dapat bekerja secara aman nyaman dan terhindar dari penyakit sehingga produktivitas semakin meningkat.

Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut : 
  1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja
  2. Menurunnya kecelakaan kerja 
  3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang
  4. Stress akibat kerja berkurang
  5. Prodktivitas membaik 
  6. Alur kerja bertmbah baik 
  7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera 
  8. Kepuasaan kerja meningkat









Sumber :
Munandar, Sunyoto. A. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)
Yanuar, F., Sepriana, R., Dyah, R., & Azam, M, H. (2013). Pengaruh Desain Warna Ruang Kerja Terhadap Tingkat Stres dan Kinerja Karyawan



  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar